leader of organitation
selamat datang ini adalah blog tentang seni teknologi dan ilmu bermanfaat bisa kita gunakan untuk share bersama demi kemajuan bangsa indonesia sukses indonesia !!!.
senitekno

Rabu, 03 Oktober 2012

Cangkuang Objek wisata Garut




Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Sejarah

Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Candrasasmita berdasarkan laporan Vorderman (terbit tahun 1893) mengenai adanya sebuah arca yang rusak serta makam leluhur Arif Muhammad di Leles. Selain menemukan reruntuhan candi, terdapat pula serpihan pisau serta batu-batu besar yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman megalitikum. Penelitian selanjutnya (tahun 1967 dan 1968) berhasil menggali bangunan makam.

Walaupun hampir bisa dipastikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Hindu (kira-kira abad ke-8 M, satu zaman dengan candi-candi di situs Batujaya dan Cibuaya?), yang mengherankan adalah adanya pemakaman Islam di sampingnya.
Geografi

Candi Cangkuang terdapat di sebuah pulau kecil yang bentuknya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha. Pulau kecil ini terdapat di tengah danau Cangkuang pada koordinat 106°54'36,79" Bujur Timur dan 7°06'09" Lintang Selatan. Di Wikimapia [1]. Selain pulau yang memiliki candi, di danau ini terdapat pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil.

Lokasi danau Cangkuang ini topografinya terdapat pada satu lembah yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur - utara, Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di timur selatan, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah barat-utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m l.b.l.) di sebelah utara.
Bangunan Candi

Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.

Tubuh bangunan candi bentuknya persegi empat 4,22 x 4,22 m dengan tinggi 2,49 m. Di sisi utara terdapat pintu masuk yang berukuran 1,56 m (tinggi) x 0,6 m (lebar). Puncak candi ada dua tingkat: persegi empat berukuran 3,8 x 3,8 m dengan tinggi 1,56 m dan 2,74 x 2,74 m yang tingginya 1,1 m. Di dalamnya terdapat ruangan berukuran 2,18 x 2,24 m yang tingginya 2,55 m. Di dasarnya terdapat cekungan berukuran 0,4 x 0,4 m yang dalamnya 7 m (dibangun ketika pemugaran supaya bangunan menjadi stabil).

Di antara sisa-sisa bangunan candi, ditemukan juga arca (tahun 1800-an) dengan posisi sedang bersila di atas padmasana ganda. Kaki kiri menyilang datar yang alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi (nandi) yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala nandi ini, para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha. Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga.

Keadaan arca ini sudah rusak, wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang. Lebar wajah 8 cm, lebar pundak 18 cm, lebar pinggang 9 cm, padmasana 38 cm (tingginya 14 cm), lapik 37 cm & 45 cm (tinggi 6 cm dan 19 cm), tinggi 41 cm.

Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 35%-an. Oleh sebab itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belumlah diketahui.

Candi ini berjarak sekitar 3 m di sebelah selatan makam Arif Muhammad/Maulana Ifdil Hanafi.


from wikipedia

object tour curug cimandi Garut












 

SKW: Cangkuang
District: Leles
Travel types: Nature
Fascination: waterfall, Niagara
Mileage: 23 km

Natural Physical Environment Curug Cimandi often called Poison or Poison Cibuni waterfall located in the village Jangkurang, District Leles, and to the north adjacent to the Village Rancasalak, Danu village on the west, Cikelet village in the south, and the village of Salak Ranch to the east. Vast rural area of ​​988 602 ha, while the object area of ​​about 1 ha of customary land tenure is the key and Kampung Kampung Pasir Singkur.
Activities to do in Curug Cibuni These toxins include enjoying the natural scenery. This region has not managed properly and professionally. One reason for this object in the area of ​​customary land into the provision of facilities or infrastructure are not so oriented businesses.
Special aspectsToxins have Cimandi waterfall height 25 m and the source water comes from springs at Mount Mandalawangi Cimalagiri. Location of the waterfall is located at an altitude of 1045 above sea level with their natural form berlembah accompanied by a steep slope. Along the path to the object location is a strategic vantage point to view the beautiful scenery around. Around the region have adequate soil absorption fine with this type of rocky soil material.
     Quality and adequate sanitation is visible from at least garbage strewn. The state of a landscape waterfall Cibuni toxin is classified as good because of the high waterfall plus natural stretch of green and lush. One of the added value of this object is the factor of temperature or temperature. The cool temperature of the region, ranging between 23-25 ​​degrees celsius strongly support tourism activities.


The attraction is not just a waterfall Cibuni Poison natural characteristics but also of the legend or tale. Tale behind the name of the waterfall comes from a story in the days of empire. Fairy tales are told that in ancient times there was a contest fight over a beautiful princess. The martial arts champion or hero must risk their lives fighting to be a winner and get the princess as the prize winnings. When the contest was held, the result was a draw so that no one is entitled to a daughter. Then because of the two champions is no one entitled to the princess, the daughter of the hidden and the poison in what is now known as the waterfall Cibuni Poisons.
     Around the waterfall is only available 1 small shelter with a fairly good condition, and until now there is available accommodation facilities. Alternative accommodation facilities nearby which can be used by visitors is located at Wisma LEC Tarogong District. Then to the restaurant facility, the Adika Eating in front of Market Street Leles Leles or may be an alternative for tourists who want to fill his stomach.
AccessibilityTo attain this object can use Kadungora urban transport route? Penclut with rates ranging from Rp. 1000? USD. 1500 or can use ojeg Kadungora rate of Rp. 4000 or can also use the transport microbus with Bandung-Pamengpeuk route, which passes the access road leading to this object. Kadungora distance of public transportation terminal station within 5 km of Kadungora object Curug Cibuni Poisons. In pursuit of the objects visitors will go through district highway as far as 3 km to the quality of good roads, adequate road width and not perforated, and then passes the access road as far as 500 m in the form of foot trail, and eventually traced the trail as far as 300 m in the form of foot trail with a surface layer of sandy soil. The distance between the object and sub-district administrative center about 7 km, whereas with the county within 23 km, from the Bandung District and within 47 km within 227 km from the provincial capital, Jakarta.

 

place for tour sights of Cangkuang Garut




  


SKW: Cangkuang
District: Leles
Travel types: Nature
Fascination: waterfall, Niagara
Mileage: 23 km


Cangkuang Temple is a Hindu temple located in Kampung Pulo, Cangkuang area, District Leles, Garut, West Java. The temple is also the first to be found in Tatar Sunda and is the only Hindu temple in Tatar Sunda.HistoryThe temple was first discovered in 1966 by a team of researchers based Harsoyo and Uka Candrasasmita Vorderman report (published in 1893) about the existence of a broken statue and tomb of Mohammed Arif Leles ancestors. In addition to finding the ruins of the temple, there are also pieces of knives and large rocks that are thought to be relics of megalithic era. Future studies (1967 and 1968) managed to dig graves building.Although almost certain that this temple is a Hindu religious heritage (approximately the 8th century AD, the era temples at the site and Cibuaya Batujaya?), Which surprisingly is a Muslim cemetery beside her.GeographyCangkuang temple located on a small island whose shape extends from west to east with an area of ​​16.5 ha. This small island in the middle of the lake there Cangkuang at coordinates 106 ° 54'36, 79 "east longitude and 7 ° 06'09" south latitude. In Wikimapia [1]. In addition to the island that has a temple, in this lake there are also two other islands with a smaller size.What is the topography Cangkuang lake contained in a lush valley about 600 m LBL's surrounded by mountains: Mount Haruman (1,218 m LBL) to the east - north, Sand Kadaleman (681 m LBL) in the south east, Sand Gadung (1,841 m LBL) in the south, Mount Guntur (2849 m LBL) in the west- South, Gunung Malang (1329 m LBL) to the west, Mount Mandalawangi the west-north, and Mount Kaledong (1,249 m LBL) in the north.Building the TempleCangkuang temple building that now can we see the result of the restoration which was inaugurated in 1978. This temple stands on a rectangular area measuring 4.7 x 4.7 m with a height of 30 cm. Foot building which underpins seam padma, Kumuda seam and seam pasagi size 4.5 x 4.5 m with a height of 1.37 m. On the east side there is a viewer place the ladder up the length of 1.5 m and a width of 1.26 m.The body of the temple square shape 4.22 x 4.22 m with a height of 2.49 m. On the north side of the entrance there is a size 1.56 m (height) x 0.6 m (width). The highlight of the temple there are two levels: a square measuring 3.8 x 3.8 m with a height of 1.56 m and 2.74 x 2.74 m, height 1.1 m. In it there is room measuring 2.18 x 2.24 m, height 2.55 m. In essence there is a basin measuring 0.4 x 0.4 m-deep 7 m (built when the restoration of the building in order to be stable).Among the remains of the temple, also found statues (in the 1800s) to the position of being cross-legged on a double Padmasana. Cross left foot flat base facing the inside of the right thigh. Right foot facing down repose pedestal. In front of the left foot there is the head of the cow (Nandi) the ear forward. With the head of Nandi, the experts think that this is a statue of Shiva. His hands looked on the thigh. In the body there is a trimmer tummy, trimmer chest and ear trimmer.The state of the statue has been damaged, flat face, the hands up to the second wrist was lost. Face width 8 cm, 18 cm shoulder width, waist width 9 cm, Padmasana 38 cm (height 14 cm), base 37 cm and 45 cm (height 6 cm and 19 cm), height 41 cm.Cangkuang temple as seen today, is actually the result of engineering reconstruction, because only 35% of the original building's. Therefore, the form of the actual Temple building Cangkuang not yet known.This temple is about 3 m to the south of the tomb of Muhammad Arif / Maulana Ifdil Hanafi










translate by google translate


 from wikipedia

Curug Cimandi Racun - Garut




SKW  :  Cangkuang
Kecamatan   Leles
Jenis Wisata  :  Alam
Daya Tarik  :  Curug, Air Terjun
Jarak Tempuh  :  23 km

Lingkungan Alam Fisik
Curug Cimandi Racun atau sering disebut juga Curug Cibuni Racun terletak di Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Rancasalak, Desa Danu di sebelah barat, Desa Cikelet di sebelah selatan, dan Desa Ranca Salak di sebelah timur. Luas kawasan desa sebesar 988.602 ha, sedangkan luas objeknya sekitar 1 ha yang status kepemilikannya adalah tanah adat masyarakat Kampung Pasir Kunci dan Kampung Singkur.

Aktivitas yang dapat dilakukan di Curug Cibuni Racun ini antara lain menikmati pemandangan alam. Kawasan ini belum dikelola secara baik dan profesional. Salah satu penyebabnya karena objek ini masuk dalam area tanah adat maka penyediaan fasilitas atau prasarana tidak begitu berorientasi pada usaha.

Aspek Khusus
Curug Cimandi Racun mempunyai ketinggian 25 m dan sumber airnya berasal dari mata air Cimalagiri di Gunung Mandalawangi. Letak air terjun ini berada pada ketinggian 1045 di atas permukaan laut dengan reka bentuk alam berlembah disertai kemiringan lahan yang curam. Sepanjang jalan setapak menuju lokasi objek merupakan titik pandang yang cukup strategis untuk melihat pemandangan alam sekitar yang indah. Sekitar kawasan memiliki daya serap tanah yang cukup baik dengan jenis material tanah berbatu.
     
Kualitas dan kebersihan lingkungan yang cukup memadai ini terlihat dari sedikitnya sampah yang bertebaran. Keadaan bentang alam Curug Cibuni Racun ini tergolong baik karena tingginya air terjun tersebut ditambah hamparan alam yang hijau dan asri. Salah satu nilai tambah objek ini adalah faktor suhu atau temperatur. Temperatur kawasan yang sejuk, berkisar antara 23-25 derajat celsius sangat mendukung kegiatan wisata.

Daya tarik Curug Cibuni Racun bukan hanya karekteristik alamnya tapi juga dari legenda atau dongengnya. Dongeng yang melatarbelakangi nama dari air terjun tersebut bersumber dari cerita pada zaman kerajaan. Dongeng itu menceritakan bahwa pada zaman dahulu kala terdapat suatu sayembara memperebutkan seorang putri yang cantik jelita. Para jawara atau jagoan silat harus bertarung mempertaruhkan nyawa untuk dapat menjadi pemenang dan mendapatkan sang putri sebagai hadiah kemenangannya. Ketika sayembara tersebut berlangsung, ternyata hasilnya imbang sehingga tidak ada yang berhak mendapatkan putri tersebut. Kemudian karena di antara kedua jawara tersebut tidak ada seorangpun yang berhak mendapatkan sang putri, maka putri tersebut disembunyikan dan diracun di tempat yang sekarang dikenal dengan Curug Cibuni Racun.
     
Di sekitar curug ini hanya tersedia 1 buah shelter dengan kondisi yang cukup baik, dan sampai saat ini belum tersedia fasilitas akomodasi. Alternatif fasilitas akomodasi terdekat yang dapat digunakan pengunjung adalah Wisma LEC yang terletak di Kecamatan Tarogong. Kemudian untuk fasilitas rumah makan, maka Rumah Makan Adika yang berada di depan Pasar Leles atau Jalan Raya Leles dapat dijadikan alternatif bagi wisatawan yang ingin mengisi perutnya.

Aksesibilitas
Untuk mencapai ke objek ini dapat menggunakan angkutan perkotaan trayek Kadungora ? Penclut dengan tarif antara Rp. 1.000 ? Rp. 1.500 atau dapat menggunakan ojeg dari Kadungora dengan tarif Rp. 4.000 atau juga dapat menggunakan transportasi mikrobus dengan trayek Bandung-Pamengpeuk, yang melewati jalan akses menuju ke objek ini. Jarak terminal angkot Kadungora dari stasiun Kadungora berjarak 5 km dari objek Curug Cibuni Racun. Dalam usaha pencapaian ke objek pengunjung akan melalui jalan raya kecamatan sejauh 3 km dengan kualitas jalan baik, lebar jalan memadai dan tidak berlubang, dan kemudian melewati jalan akses sejauh 500 m yang berbentuk foot trail, dan akhirnya menelusuri jalan setapak sejauh 300 m yang berbentuk foot trail dengan lapisan permukaan tanah berpasir. Jarak antara objek dan pusat pemerintahan kecamatan sekitar 7 km, sedangkan dengan pusat pemerintahan kabupaten berjarak 23 km, dari dengan Kabupaten Bandung berjarak 47 km serta berjarak 227 km dari ibukota provinsi, Jakarta.


Nyanyian Rindu - Ebiet G Ade lirik & Mp3 download

Nyanyian Rindu - Ebeit G Ade

Coba engkau katakan padaku
apa yang seharusnya aku lakukan
bila larut tiba wajahmu terbayang
Kerinduan ini semakin dalam

Gemuruh ombak di pantai Kuta

Sejuk, lembut angin di bukit Kintamani
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin
tak mampu mengusir kau yang manis

Bila saja kau ada di sampingku,

sama-sama arungi danau biru
Bila malam mata enggan terpejam
Berbincang tentang bulan merah ho...

Du du du du du du du du du du du du du du du

du du du du du du du du du du du du du du du

Coba engkau dengar lagu ini

Aku yang tertidur dan tengah bermimpi
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
wajahmu yang bening, sejuk, segar

Kapan lagi kita akan bertemu

meski hanya sekilas kau tersenyum?
Kapan lagi kita nyanyi bersama?
Tatapanmu membasuh luka, ho...

Du du du du du du du du du du du du du du du

du du du du du du du du du du du du du du du



postingan yang saya berikan hanya untuk pengetahuan...
bagi yang menginginkan artikel dibawah bisa hub. via facebook ke profile saya..
tidak boleh copy tanpa ijin admin terimakasih ...

Blogger news

page facebook

comment here

visitor

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls